BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar! Ungkapan
itu sudah klise sebab kita sudah sering mendengar ataupun membacanya, bahkan
membicarakan dan menuliskan ungkapan tersebut. Akibatnya , kita pun dapat
bertanya “Apakah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar itu masih
belum dicapai saat ini? Apakah penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih belum
baik dan benar?” Analisis
kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan
penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang adalah
bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun bahasa
Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-kaidah (tata
bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita mengalisis bahasa yang baik dan
benar itu? Hal itu lah yang akan dibahasa dalam makalah ini. Setelah
mempelajari, kita dapat mempraktikannya dalam berbahasa Indonesia. Akhirnya pernyataan”pergunakanlah
bahasa yang baik dan benar”menjadi kenyataan.
Dalam
makalah ini kami selaku penulis mengedepankan aspek kesalahan berbahasa
taksonomi efek komunikatif baik itu dari segi pengertian dan jenis jenis
kesalahannya.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami memaparkan:
1.
Apa Pengertian Kesalahan Berbahasa Taksonomi
Efek Komunikatif?
2.
Apa saja Jenis Jenis kesalahan Berbahasa
Taksonomi Efek Komunikatif ?
C.
Tujuan Penulis
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengkaji lebih dalam mengenai kesalahan
Berbahasa Taksonomi Efek Komunikatif. Dengan kajian ini diharapkan mahasiswa
sebagai calon pendidik mampu melakukan eliminasi evaluasi dan klarifikasi kesalahan
Berbahasa Taksonomi Efek Komunikatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kesalahan Berbahasa Taksonomi
Efek Komunikatif
Kesalahan berbahasa merupakan sisi yang
memunyai cacat pada ujaran atau tulisan. Kesalahan tersebut merupakan
bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau
norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa (Tarigan, 1988:141). Hal
itu dapat diketahui bahwa kesalahan adalah penyimpangan norma-norma bahasa yang
telah ditetapkan dalam penggunaan bahasa. Kesalahan berbahasa ini dapat
dilakukan oleh siapa saja.
Menurut Tarigan (1988: 87), kesalahan
berbahasa erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa
pertama maupun pengajaran kedua. Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu
pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan
dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan tersebut sering timbul dan banyak terjadi
pada penulisan-penulisan ilmiah.
Ada empat pengklasifikasian atau
taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1988),
antara lain:
1.
taksonomi kategori linguistik;
2.
taksonomi siasat permukaan;
3.
taksonomi komparatif; dan
4.
taksonomi efek komunikatif.
Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi
kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca
(Tarigan, 1988:164).
B. Jenis Jenis kesalahan Berbahasa Taksonomi Efek
Komunikatif
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena
kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan,
yaitu:
1. kesalahan global (global errors)
Kesalahan global adalah kesalahan yang memengaruhi
kesalahan organisasi kalimat sehingga benar-banar mengganggu komunikasi. Menurt
Burt dan Kiparsky, kesalahan gobal mencakup:
a. Salah menyusun unsur pokok.
Misalnya:
Bahasa Indonesia banyak orang disenangi.
Yang seharusnya:
Bahasa Indonesia disenangi banyak orang.
Contoh Bahasa Arab:
يَتَعَلَّمُونَ الفِقْهَ الطُّلاَّبُ فِى الفَصْلِ
Yang seharusnya:
الطُّلاَّبُ يَتَعَلَّمُونَ الفِقْهَ فِى الفَصْلِ *
b. Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung.
Misalnya:
Tidak beli beras tadi, apa makan kita sekarang.
Yang seharusnya:
Kalu kita tidak membeli beras tadi, makan apa kita
sekarang.
Contoh Bahasa Arab:
إِشْتَرَيْتُ قَلَماً نَسِيْتُ إشْتِرَاءَ الكِتَابِ
Yang seharusnya:
إِشْتَرَيْتُ قَلَماً لَكِنّيِ نَسِيْتُ إشْتِرَاءَ الكِتَابِ *
c. hilangnya ciri kalimat pasif.
Misalnya:
Rencana penelitian itu diperiksa pada pimpinan.
Yang seharusnya:
Rencana penelitian itu diperiksa oleh pimpinan.
Contoh Bahasa Arab:
أَكَلَ الطَّعَامُ
Yang seharusnya:
أُكِلَ الطَّعَامُ *
2. kesalahan local (local errors)
Kesalahan lokal adalah kesalahan yang memepengaruhi
sebuah unsur dalam kalimat yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara
signifikan. Kesalahan-kesalahan ini hanya terbatas pada suatu bagian kalimat
saja, maka burt dan Kiparsky menyebutnya kesalahan “lokal”.
Dalam bahasa Indonesia, contoh kesalahan local itu
antara lain sebagai berikut.
Penyelesaikan tugas itu
diselesaikannya dengan penuh semangat.
Jumlah mahasiswa Unesa
berjumlah sepuluh ribu.
Penyerahan hadiah
diserahkan oleh Bapak Lurah.
Yang seharusnya:
Tugas itu
dislesaikannya dengan penuh semangat.
Mahasiswa Unesa
berjumlah sepuluh ribu.
Hadiah diserahkan oleh
Bapak Lurah.
Contoh Bahasa Arab:
فَتْحُ المُحَاضَرَةِ
العَامُ اليومَ يَفْتَحُهُ رَئِيْسُ الْجَامِعَةِ
Yang seharusnya:
يَفْتَحُ رَئِيْسُ
الْجَامِعَةِ المُحَاضَرَةَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar