bisnis online

Sabtu, 16 November 2013

Pembagian Tasybih Dilihat Dari Segi Musyabbah Dan Musyabbah Bih



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Secara etimologis tasybih bermakna tamsil, yang berarti ‘Perumpamaan’ atau ‘Penyerupaan’. Sedangkan tasybih menurut ahli ilmu bayan adalah suatu istilah yang di dalamnya terdapat pengertian penyerupaan atau perserikatan antara dua perkara (Musyabah dan Musyabah bih). Perserikatan tersebut terjadi pada suatu makna (wajh al-syibh) dan dengan mengunakan sebuah alat (adat Tasybih).Tasybih termasuk uslub bayan yang didalamnya terdapat penjelasan dan perumpamaan.
Tasybih merupakan langkah awal untuk menjelaskan suatu makna dan sarana untuk menjelaskan sifat. Dengan Tasybih, maka kita dapat menambah ketinggian makna dan kejelasannya serta juga dapat membuat makna tampak lebih indah dan bermutu.
Tasybih adalah salah satu bagian dari ilmu bayân dalam balâghah (Ilmu tentang retorika sastra arab). Secara etimologi berarti ‘menyerupakan’. Adapun secara terminologi tasybîh ialah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dengan menggunakan alat tasybîh, baik yang tersurat (tertulis), maupun yang tersirat (tidak tertulis), yang memang antara keduanya ada titik persamaan.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah yang akan di sampaikan di antaranya adalah :
1.      Bagaimana pembagian tasybih dilihat dari mufrad dan murokkab?
2.      Bagaimana pembagian tasybih dilihat dari segi ta’addud?


C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang terdapat di dalam makalah ini di antaranya adalah:
1.      Menjelaskan pembagian tasybih dilihat dari mufrad dan murokkab.
2.      Menjelaskan pembagian tasybih dilihat dari segi ta’addud.

D.    Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya materi maupun hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah di atas, maka penulisan membatasi pembahasan ini sesuai yang terdapat dalam rumusan masalah. Mengenai hal lain yang tidak memiliki hubungan dengan hal-hal yang tercantum pada rumusan masalah di atas tidak penulis uraikan pada makalah ini.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pembagian Tasybih dilihat dari Mufrad dan Murokkab
1.      Mufrad
a.      Muthlaq
Al-musyabbah dan al-musyabbah bih, keduanya terbentuk dari kalimat mufrad.[1]
Contoh :  
تشبيه الظلمات بالضلالة
penyerupaan kegelapan dengan kesesatan.
تشبيه النور بالهداية
penyerupaan cahaya dengan petunjuk.
تشبيه الحسناء بالشمس
penyerupaan wanita cantik dengan matahari.

b.      Muqayyad
Al-musyabbah dan al-musyabbah bih, keduanya terbentuk dari kalimat  muqayyad  (مقيدين).[2]
Contoh :
الكلمة الصعبة المفيدة كالدواء المر
kata yang sukar diucapkan tetapi bermanfaat bagaikan obat yang rasanya pahit.
العلم في الصغر كالنقش على الحجر
menuntut ilmu di waktu kecil bagaikan melukis di atas batu.

c.       Mukhtalif
1)      Al-Musyabbah berbentuk mufrad (مفرد) sedangkan al-Musyabbah bihnya berbentuk muqayyad (مقيد).
Contoh :
الناس كإبل مائة لا تجد فيها راحلة
Manusia bagaikan (ibarat) seratus onta, jarang ditemukan onta yang bisa dipakai untuk perjalanan jauh.
الثَغْر كاللؤلؤ المنظوم
giginya seperti untaian permata.

2)      Al-musyabbah berbentuk muqayyad (مقيد) sedangkan musyabbah bih-nya berbentuk mufrad (مفرد).
Contoh :
العين الزرقاء كالسِهَام
mata berwarna biru bagaikan busur panah.
الشعر الأسود كالليل
rambut hitam bagaikan malam hari.

2.      Murokkab
Murokkab adalah lafazh yang terbentuk bukan dari satu kata, seperti lafazh mufrad (tunggal), sebaliknya dibentuk dari dua kata atau lebih. Disebut murokkab karena tidak hanya terdiri dari satu lafazh.[3]

Contoh :
وكأن أجرام النجوم لوامعا # درر نثرعلى بساط أزرق
”bintang-bintang di langit itu cahayanya bagaikan mutiara-mutiara yang berhamburan di permadani biru”.

B.     Pembagian Tasybih dilihat dari segi Ta’addud
1.      Malfuf
Malfuf yaitu mengumpulkan masing-masing dari musyabbah dan musyabbah bih dengan sesamanya. Seperti mengumpulkan musyabbah dengan musyabbah dan musyabbah bih dengan musyabbih bih, sekira pada awalnya menyebutkan beberapa musyabbah lalu kemudian menyebutkan beberapa musyabbah bih.[4]
Seperti perkataan Ibnu al-Mu’taz ketika bercerita mengenai seorang  perempuan cantik dalam syairnya:
لَيْلٌ وَبَدْرٌ وَغُصْنٌ  #  شَعْرٌ وَوَجْهٌ وقَدٌّ
خَمْرٌ وَدُرٌّ وَوَرْدٌ  #  رِيْقٌ وثَغْرٌ وَخَدٌّ
Malam, rembulan, dahan pohon
Rambut, muka, postur  tubuh
Khamar, permata, bunga mawar
Air liur, gigi, pipi

2.      Mafruq
Mafruq yaitu mengumpulkan musyabbah dan musyabbah bih lalu mendatangkan musyabbah yang lain dan musyabbah bih yang lain diikuti langsung oleh penyebutan al-musyabbah bih. Contoh :
إِنَّمَا النَّفْسُ كَالزُّجَاجَةِ وَالعِلْـ  #  ـمُ سِرَاجٌ وَحِكْمَةُ اللهِ زَيْتٌ
Sesungguhnya nafsu (jiwa) bagaikan kaca, ilmu bagaikan cahaya dan hikmah Allah bagaikan minyak.

3.      Taswiyah
Al-musyabbah terdiri dari kata-kata yang berbilang, sedangkan al-musyabbah bih terdiri dari satu kata.[5]
Contoh :
عزمه ولسانه كالسيف
keinginannya yang kuat dan lidahnya bagaikan  pedang.
التفاحة والبرتقالة كالعسل
Rasa apel dan jeruk bagaikan rasa madu.
شعره ووجهه كالصبح
Rambut dan mukanya bagaikan waktu subuh.

4.      Jam’u
Al-musyabbah terdiri dari satu kata sedangkan al-musyabbah bih terdiri dari kata-kata yang berbilang.[6] Contoh :
£`æh¯Rr(x. ßNqè%$uø9$# ãb%y`öyJø9$#ur
Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.

Contoh lain :
أَنْتَ كَاللَّيْثِ فِي الشَّجَاعَةِ وَالْإِقْدَامِ  #  وَالسَّيْفِ فِي قِرَاعِ الخُطُوْبِ
Engkau bagaikan singa dalam hal keberanian dan ketabahan. Dan pedang dalam memutuskan segala permasalahan besar”




DAFTAR PUSTAKA

Ilmi, Zainal,. Balaghah
Belirsyad.blogspot.com/2012/06/balaghoh.html di akses pada 27 Oktober 2013
Ddsaepurohman.weebly.com/15751604157515951577.html di akses pada 27 Oktober 2013
Muhakbarilyas.blogspot.com/2012/04/bab-v-cara-menarik-hukum-melalui-nash.html di akses pada 27 Oktober 2013


[1] Ddsaepurohman.weebly.com/15751604157515951577.html di akses pada 27 Oktober 2013
[2] Ibid.
[3] Muhakbarilyas.blogspot.com/2012/04/bab-v-cara-menarik-hukum-melalui-nash.html di akses pada 27 Oktober 2013
[4] Belirsyad.blogspot.com/2012/06/balaghoh.html di akses pada 27 Oktober 2013
[5] Ddsaepurohman.weebly.com/15751604157515951577.html di akses pada 27 Oktober 2013
[6] H. Zainal Ilmi, Lc. MA., Balaghah 1

2 komentar: