BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara etimologis tasybih
bermakna tamsil, yang berarti ‘Perumpamaan’ atau ‘Penyerupaan’. Sedangkan tasybih
menurut ahli ilmu bayan adalah suatu istilah yang di dalamnya terdapat
pengertian penyerupaan atau perserikatan antara dua perkara (Musyabah
dan Musyabah bih). Perserikatan tersebut terjadi pada suatu makna (wajh
al-syibh) dan dengan mengunakan sebuah alat (adat Tasybih).Tasybih
termasuk uslub bayan yang didalamnya terdapat penjelasan dan perumpamaan.
Tasybih merupakan langkah awal untuk menjelaskan suatu makna dan sarana
untuk menjelaskan sifat. Dengan Tasybih, maka kita dapat menambah ketinggian
makna dan kejelasannya serta juga dapat membuat makna tampak lebih indah dan
bermutu.
Tasybih adalah salah satu bagian dari ilmu bayân dalam balâghah (Ilmu
tentang retorika sastra arab). Secara etimologi berarti ‘menyerupakan’. Adapun
secara terminologi tasybîh ialah menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain
dengan menggunakan alat tasybîh, baik yang tersurat (tertulis), maupun yang
tersirat (tidak tertulis), yang memang antara keduanya ada titik persamaan.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat
dalam makalah yang akan di sampaikan di antaranya adalah :
1.
Bagaimana
pembagian tasybih dilihat dari mufrad dan murokkab?
2.
Bagaimana
pembagian tasybih dilihat dari segi ta’addud?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang
terdapat di dalam makalah ini di antaranya adalah:
1.
Menjelaskan
pembagian tasybih dilihat dari mufrad dan murokkab.
2.
Menjelaskan
pembagian tasybih dilihat dari segi ta’addud.
D.
Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya materi maupun hal-hal yang berhubungan
dengan rumusan masalah di atas, maka penulisan membatasi pembahasan ini sesuai
yang terdapat dalam rumusan masalah. Mengenai hal lain yang tidak memiliki
hubungan dengan hal-hal yang tercantum pada rumusan masalah di atas tidak
penulis uraikan pada makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembagian Tasybih dilihat dari Mufrad dan Murokkab
1.
Mufrad
a.
Muthlaq
Al-musyabbah dan al-musyabbah bih, keduanya
terbentuk dari kalimat mufrad.[1]
Contoh :
تشبيه الظلمات بالضلالة
|
penyerupaan kegelapan dengan kesesatan.
|
تشبيه النور بالهداية
|
penyerupaan cahaya dengan petunjuk.
|
تشبيه الحسناء بالشمس
|
penyerupaan wanita cantik dengan matahari.
|
b.
Muqayyad
Contoh :
الكلمة الصعبة المفيدة كالدواء المر
|
kata yang sukar diucapkan tetapi bermanfaat
bagaikan obat yang rasanya pahit.
|
العلم في الصغر كالنقش على الحجر
|
menuntut ilmu di waktu kecil bagaikan
melukis di atas batu.
|
c. Mukhtalif
1)
Al-Musyabbah berbentuk mufrad (مفرد) sedangkan al-Musyabbah
bihnya berbentuk muqayyad (مقيد).
Contoh :
الناس كإبل مائة لا تجد فيها راحلة
|
Manusia bagaikan (ibarat) seratus onta,
jarang ditemukan onta yang bisa dipakai untuk perjalanan jauh.
|
الثَغْر كاللؤلؤ المنظوم
|
giginya seperti untaian permata.
|
2) Al-musyabbah berbentuk muqayyad (مقيد) sedangkan musyabbah
bih-nya berbentuk mufrad (مفرد).
Contoh :
العين الزرقاء كالسِهَام
|
mata berwarna biru bagaikan busur panah.
|
الشعر الأسود كالليل
|
rambut hitam bagaikan malam hari.
|
2.
Murokkab
Murokkab adalah lafazh yang terbentuk bukan dari satu
kata, seperti lafazh mufrad (tunggal), sebaliknya dibentuk dari dua kata atau
lebih. Disebut murokkab karena tidak hanya terdiri dari satu lafazh.[3]
Contoh :
وكأن أجرام النجوم لوامعا # درر نثرعلى بساط أزرق
”bintang-bintang di langit itu cahayanya bagaikan
mutiara-mutiara yang berhamburan di permadani biru”.
B. Pembagian Tasybih dilihat dari segi Ta’addud
1.
Malfuf
Malfuf yaitu mengumpulkan masing-masing dari musyabbah
dan musyabbah bih dengan sesamanya. Seperti mengumpulkan musyabbah
dengan musyabbah dan musyabbah bih dengan musyabbih bih,
sekira pada awalnya menyebutkan beberapa musyabbah lalu kemudian
menyebutkan beberapa musyabbah bih.[4]
Seperti perkataan Ibnu al-Mu’taz ketika
bercerita mengenai seorang perempuan cantik dalam syairnya:
لَيْلٌ وَبَدْرٌ وَغُصْنٌ # شَعْرٌ وَوَجْهٌ
وقَدٌّ
خَمْرٌ وَدُرٌّ وَوَرْدٌ # رِيْقٌ وثَغْرٌ
وَخَدٌّ
Malam, rembulan, dahan
pohon
Rambut, muka, postur
tubuh
Khamar, permata, bunga
mawar
Air liur, gigi, pipi
2.
Mafruq
Mafruq yaitu mengumpulkan musyabbah dan musyabbah
bih lalu mendatangkan musyabbah yang lain dan musyabbah bih yang
lain diikuti langsung oleh penyebutan al-musyabbah bih. Contoh :
إِنَّمَا النَّفْسُ كَالزُّجَاجَةِ وَالعِلْـ #
ـمُ سِرَاجٌ وَحِكْمَةُ اللهِ زَيْتٌ
Sesungguhnya nafsu (jiwa)
bagaikan kaca, ilmu bagaikan cahaya dan hikmah Allah bagaikan minyak.
3.
Taswiyah
Al-musyabbah terdiri dari kata-kata yang berbilang,
sedangkan al-musyabbah bih terdiri dari
satu kata.[5]
Contoh :
عزمه ولسانه كالسيف
|
keinginannya yang kuat dan lidahnya
bagaikan pedang.
|
التفاحة والبرتقالة كالعسل
|
Rasa apel dan jeruk bagaikan rasa madu.
|
شعره ووجهه كالصبح
|
Rambut dan mukanya bagaikan waktu subuh.
|
4.
Jam’u
Al-musyabbah terdiri dari satu kata sedangkan al-musyabbah
bih terdiri dari kata-kata yang berbilang.[6]
Contoh :
£`æh¯Rr(x. ßNqè%$uø9$# ãb%y`öyJø9$#ur
“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.”
Contoh lain :
أَنْتَ
كَاللَّيْثِ فِي الشَّجَاعَةِ وَالْإِقْدَامِ # وَالسَّيْفِ فِي
قِرَاعِ الخُطُوْبِ
“Engkau bagaikan singa dalam hal keberanian dan
ketabahan. Dan pedang dalam memutuskan segala permasalahan besar”
DAFTAR PUSTAKA
Ilmi, Zainal,. Balaghah
Belirsyad.blogspot.com/2012/06/balaghoh.html di akses pada 27
Oktober 2013
Ddsaepurohman.weebly.com/15751604157515951577.html di akses pada 27
Oktober 2013
Muhakbarilyas.blogspot.com/2012/04/bab-v-cara-menarik-hukum-melalui-nash.html
di akses pada 27 Oktober 2013
[1]
Ddsaepurohman.weebly.com/15751604157515951577.html di akses pada 27 Oktober
2013
[2]
Ibid.
[3]
Muhakbarilyas.blogspot.com/2012/04/bab-v-cara-menarik-hukum-melalui-nash.html
di akses pada 27 Oktober 2013
[4]
Belirsyad.blogspot.com/2012/06/balaghoh.html di akses pada 27 Oktober 2013
[5]
Ddsaepurohman.weebly.com/15751604157515951577.html di akses pada 27 Oktober
2013
[6]
H. Zainal Ilmi, Lc. MA., Balaghah 1
haahaha web pyan kah ka ^^
BalasHapusinggh, hee, hnyar tliat komen p
Hapus